📆 Selasa, 24 Sya'ban 1442
H / 06 April 2021 M
👤 Ustadz Arief Budiman,
Lc
📗 Kitāb Shifatu Shaum
Nabi ﷺ Fī Ramadhān
🔊 Halaqah 01: Keutamaan
Puasa
〰〰〰〰〰〰〰
KEUTAMAAN PUASA
بسم الله الرحمن الرحيم
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين،وبه نستعين على
أمور الدنيا والدين، والصلاة والسلام على أشرف الأنبياء والمرسلين، النبيا محمد
وعلى آله وأصحبه أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين أما بعد
Para pemirsa yang semoga dimuliakan oleh
Allāh Subhānahu wa Ta'āla.
Ini adalah halaqah pertama dalam pembahasan Kitāb: صفة الصوم النبي ﷺ في رمضان (Shifatu Shaum Nabi ﷺ
Fī Ramadhān), yaitu tentang Sifat Puasa Nabi ﷺ
pada Bulan Ramadhān. Karya dua Syaikh ulama yaitu Syaikh Salim bin Ied Al
Hilali dan Syaikh Ali Hasan bin Abdul Hamid rahimahullāh.
Beliau berdua adalah murid utama dari Iman Muhammad
Nassruddin Al Albanīy rahimahullāhu Ta'āla.
Pembahasan tentang sifat shaum Nabi shallallāhu 'alayhi wa
sallam di bulan Ramadhān ini adalah dalam rangka menyambut bulan Ramadhān yang
In syā Allāh Subhānahu wa Ta'āla akan kita masuki, bulan Ramadhān 1442 H.
Dan dalam pembahasan ini saya mengacu kepada Kitāb cetakan
Al Maktabah Al Islāmiyyah, Amman Yordania, cetakan kedua tahun 1409 H.
Di halaqah pertama kita akan membahas tentang :
فضائل الصيام
▪
KEUTAMAAN PUASA
Tentunya pembahasan kitāb ini tidak seluruhnya kita baca dan
bahas, artinya kita hanya meringkas pembahasan ini. Dan kita meringkas
pembahasan ini tanpa merubah maksud juga makna dari apa yang ditulis oleh
penulis rahimahumāllāh.
Keutamaan shaum, disebutkan oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla
di dalam:
⑴ Surat Al Ahzāb 35.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla menjelaskan keutamaan orang-orang
yang berpuasa dari kalangan laki-laki maupun wanita dan disebutkan di akhir
ayat,
أَعَدَّ ٱللَّهُ لَهُم مَّغۡفِرَةٗ
وَأَجۡرًا عَظِيمٗا
"Allāh akan menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala
yang besar."
⑵ Surat Al Baqarah 184.
Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
وَأَن تَصُومُواْ خَيۡر لَّكُمۡ إِن كُنتُمۡ تَعۡلَمُونَ
"Dan puasa itu lebih baik bagi kalian, jika kalian
mengetahui."
Demikian pula dijelaskan di dalam hadīts-hadīts Nabi shallallāhu 'alayhi wa
sallam tentang keutamaan puasa.
Di antaranya:
⑴ Ash Shaum Junnah (الصوم
جُنَّةٌ)
Puasa sebagai: جُنَّةٌ
(perisai, benteng, tameng) dari syahwat yang haram, keinginan yang diharamkan
oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla khususnya syahwat yang berkaitan dengan jima'.
Dengan berpuasa syahwat jima' bisa dilemahkan dan dihilangkan.
Terkhusus para pemuda yang belum memiliki pasangan, demikian
pula para pemudi tentunya sama saja.
Dari Abdullāh bin Mas'ūd radhiyallāhu 'anhu Rasūlullāh
shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ
اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ
وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ
لَهُ وِجَاءٌ
"Wahai sekalian pemuda, apabila kalian mampu (lahir dan
batin) untuk menikah, maka menikahlah. Hal tersebut akan menjaga pandangan
dan kemaluan. Namun, bila kalian belum mampu berpuasalah. Karena di dalam puasa
tersebut terdapat pengekang.”
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri 4/106 dan Muslim nomor
1400)
⑵ Puasa Dapat Memasukkan Pelakunya Ke Dalam Surga Allāh
Subhānahu wa Ta'āla.
Dari Abū Umamah radhiyallāhu 'anhu, beliau bertanya kepada
Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam :
يَا رَسُولَ اللهِ، دُلَّنِي عَلَى
عَمَلٍ أدخل به الْجَنَّ
"Wahai Rasūlullāh, tunjukkan padaku suatu amalan yang
bisa memasukkanku ke surga?"
Beliau menjawab:
عليكَ بالصَّومِ؛ لا مِثْلَ له
"Atasmu puasa, tidak ada (amalan) yang semisal dengan
itu."
(Hadīts shahīh riwayat An Nassā'i 4/165, dan yang lainnya)
⑶ Pahala Orang Puasa Tidak Terbatas.
⑷ Orang Puasa Punya Dua Kegembiraan.
⑸ Bau Mulut Orang Yang Puasa Lebih Wangi dari Baunya Misk
(kasturi).
Dalīl poin ketiga sampai kelima adalah sebuah hadīts dari
Abū Hurairah radhiyallāhu 'anhu bahwasanya Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa
sallam bersabda:
قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ
آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
"Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa, karena
puasa itu untuk-Ku dan Aku akan membalasnya."
Semua amalan bani Adam untuknya kecuali puasa, maksud dari
kata untuknya adalah Allāh telah tetapkan batasan pahalanya, kecuali puasa,
karena pahala puasa tidak terbatas.
Oleh karena itu Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:
فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
"Puasa itu untukku, maka Akulah yang membalasnya."
Kemudian Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam mengatakan:
وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ
"Puasa adalah benteng."
Yaitu benteng dari syahwat yang haram.
وَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ
أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَصْخَب
"Apabila salah seorang dari kalian berpuasa maka
janganlah berbuat rafats yaitu melakukan maksiat atau mengucapkan kata-kata
keji (kotor) dan jangan mengeluarkan suara yang keras (berteriak-teriak)."
فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ
فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
"Bahkan apabila ada seseorang yang mencaci atau
mencelanya maka ucapkanlah: ‘Aku sedang berpuasa'."
Lalu kata Nabi:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ
لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad di tangan-Nya,
sesunguhnya aroma mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allāh daripada
aroma misk (kasturi)."
Lalu kata Nabi:
لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا
إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ
"Orang yang puasa mempunyai dua kegembiraan, jika
berbuka mereka gembira, jika bertemu Rabbnya mereka gembira karena puasa yang
dilakukannya."
(Hadīts shahīh riwayat Al Bukhāri 4/88, Muslim nomor 1151)
⑹ Puasa dan dan Al Qur’ān Akan Memberi Syafa’at Kepada
Pelakunya dihari Kiamat.
Pahala puasa dan membaca Al Qur'ān kelak akan memberikan
syafa’at pada pelakunya.
⑺ Puasa Adalah Kaffarah.
Banyak ayat yang menyebutkan bahwa puasa menjadi salah satu
kaffarah dari pelanggaran-pelanggaran syar'i. Seperti kaffarat orang yang
memotong rambutnya ketika berhaji (ihram) atau kaffarah ketika seseorang tidak
bisa menyembelih hadyu (ketika berhaji) atau sebagai kaffarah orang yang
membunuh mu'ahad karena kesalahan (kekeliruan) dan masih banyak lagi.
Dalīlnya di dalam surat Al Baqarah 196 dan surat An Nissā
92, surat Al Māidah 89, surat Al Māidah 95 dan surat Al Mujadallah 3 dan 4.
⑻ Orang-Orang Yang Berpuasa Akan Memasuki Pintu Khusus Yang
Bernama Rayyan.
Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallāhu 'anhu, dari Nabi
shallallāhu 'alayhi wa sallam bersabda:
إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ
لَهُ الرَّيَّانُ يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَا يَدْخُلُ
مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ لَا يَدْخُلُ
مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ
أَحَدٌ فَإِذَا دَخَلَ آخِرُهُمْ
أُغْلِقُ، وَمَنْ دَخَلَ شَرِبَ، وَمَنْ شِرِبَ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا
"Sesungguhnya dalam surga ada satu pintu yang disebut
dengan Rayyan, orang-orang yang puasa akan masuk di hari kiamat nanti dari
pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya. Jika telah
masuk orang terakhir yang puasa
ditutuplah pintu tersebut. Barangsiapa yang masuk akan minum, dan barangsiapa
yang minum tidak akan merasa haus untuk selamanya."
(Hadīts riwayat Al Bukhāri 4/95, Muslim 1152, dan tambahan
lafazh yang akhir ada pada riwayat Ibnu Khuzaimah dalam Shahīhnya 1903)
Demikian keutamaan puasa secara umum, in syā Allāh kita
lanjutkan lagi pada halaqah berikutnya (halaqah kedua).
Semoga bermanfaat.
صلى الله على النبيا محمد وعلى آله
وصحبه أجمعين
وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar