Seorang pria agak sedikit tua
menggunakan baju lusuh masuk ke dalam sebuah toko megah dan mewah. Dari bajunya
kelihatan kalau pria tersebut seorang fakir. Para pengunjung memandang rendah
dengan pandangan aneh terhadap pria tersebut, tetapi tidak dengan pemilik toko,
seorang pebisnis yang masih remaja dan sudah matang. Pemilik sangat ramah dan
mendatangi pria tua tersebut dan menanyakan perihal apa yang pria tua itu cari.
Ternyata
pria tua itu mencari selimut untuk dia dan anak-anaknya akan tetapi dia hanya
membawa uang seadanya. Pria tua itu meminta selimut yang tidak terlalu bagus
hanya untuk melindungi anak-anaknya dari kedinginan. Akan tetapi, pemilik toko
memberikannya selimut yang sangat bagus dan tentunya tidak murah, tetapi
pemilik toko menyebutkan harga nya pas dengan uang yang pria itu bawa. Kemudian,
pria itu pulang dengan keadaan yang sangat gembira.
Sontak
para pengunjung toko yang mengetahui harga sebenarnya selimut itu merasa heran
dan bertanya: “Kemarin kau jual kepadaku selimut itu dengan harga yang mahal,
tetapi hari ini kau menjualnya dengan sangat murah? Tanya salah seorang
pengunjung. Pemilik toko menjawab: “Memang selimut itu harganya mahal, aku
menjual kepadamu dengan harga yang pas, tetapi kemarin aku berdagang dengan
manusia, dan hari ini aku berdagang dengan Allah.”
Pemuda remaja pemilik toko sengaja tidak memberikan langsung selimut agar menjaga harga diri pria tua itu, agar dia seolah tidak sedang menerima sedekah hingga merasa malu. Pemuda remaja pemilik toko itu berharap pria tua tadi dan anak-anaknya terhindar dari cuaca dingin yang sebentar lagi datang. Dia pun berharap Allah menghindarkan dia dan keluarganya dari panasnya siksa api neraka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar